Penerapan pendidikan gizi.
Pendidikan gizi pada masyarakat dikenal
sebagai usaha perbaikan gizi, atau suatu usaha untuk meningkatkan status
gizi masyarakat khususnya golongan rawan (Bumil, Busui, balita dan usia
lanjut), dimana golongan rawan ini masuk dalam golongan siklus hidup
manusia. Pada pendidikan gizi selalu diarahkan pada perubahan perilaku
masyarakat ke arah yang baik sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu gizi
yaitu perubahan pengetahuan gizi, sikap dan perilaku makan, serta
keterampilan dalam mengelola makanan secara baik dan benar.
Penerapannya dalam pelayanan kesehatan
(red: Pelayanan Gizi ) Keluarga ini harus tetap memberikan penekanan
pada golongan rawan, namun idealnya penerapannya harus didasarkan pada
pelayanan gizi daur kehidupan (red: siklus hidup) mulai dari
imbrio-janin, Ibu Hamil-Ibu menyusui, Bayi-Balita, Anak Sekolah-Remaja,
sampai dengan Dewasa dan Usia Lanjut.
Di Indonesia tak terkecuali Polewali
Mandar Propinsi Sulawesi Barat, penerapan pendidikan gizi pada keluarga
dikenal dengan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). Kegiatan UPGK tidak
terlepas dari 4 permasalahan dan program gizi nasional termasuk juga
beberapa program turunannya yaitu
- Masalah Gizi Buruk dan Kurang dengan program Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk dan Kurang atau lebih dikenal dengan program Gizi Makro. Ditingkat masyarakat lebih dikenal dengan program pemantauan pertumbuhan berat badan balita dan ibu hamil di Posyandu. Dengan Pesan pendidikan : Anak Sehat (Cerdas) Bertambah Umur Bertambah Berat badan
- Masalah Kurang Vitamin A dengan program pencegahan dan penanngulangan kurang vitamin A (KVA). Dimasyarakat lebih dikenal dengan Pemberian Vitamin A Dosis Tinggi pada Balita dan ibu Nifas dengan pesan pendidikan : Vitamin A Gratis di posyandu setiap bulan Febrauri dan Agustus untuk mencegah anak dari kebutaan.
- Masalah Kurang Zat Besi dengan program pencegahan dan penanggulangan Anemia Zat Gizi Besi (AGB). Ditingkat Masyarakat lebih dikenal dengan Pemberian Tablet Tambah Darah pada ibu hamil minimal 90 tablet selama kehamilan. Dengan Pesan Pendidikan : Dapat Tablet Tambah Darah di Pos bersalin bidan untuk mencegah pendarahan ketika persalinan.
- Masalah Kurang Yodium dengan program pencegahan dan penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKI). Ditingkat Masyarakat lebih dikenal dengan penggunaan garam beryodium dan pemberian kapsul yodium. Dengan Pesan Pendidikan : Garam Beryoidum agar Anak Cerdas dan Pandai.
- Program Turunan dari 4 masalah gizi (point 1-4 diatas) yaitu program keluarga sadar gizi, unit konsultasi gizi dan beberapa kegiatan program Pesan-Pesan Gizi Seimbang mulai dari imbrio-janin, Ibu Hamil-Ibu menyusui, Bayi-Balita, Anak Sekolah-Remaja, sampai Dewasa dan Usia Lanjut.
Kesimpulan :
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bawah Ilmu Kesehatan Keluarga
sebagai aplikasi dari Ilmu Kesehatan Masyarakat pendekatannya adalah
pencegahan dan promotif, menjaga induvidu-induvidu yang sehat dalam
keluarga agar tetap sehat, Dalam bidang gizi Penerapan Ilmu Kesehatan
Keluarga dalam bentuk Usaha Perbaikan Gizi Keluarga, dengan prioritas
pada golongan rawan dalam siklus hidup manusia. Penerapan pendidikan
gizi selalu didasarkan pada 4 masalah gizi utama dan beberapa kegiatan
turunannya dengan sasaran mulai dari embrio-janin, Ibu Hamil-Ibu
menyusui, Bayi-Balita, Anak Sekolah-Remaja, sampai Dewasa dan Usia
Lanjut.
Original From : http://m-wali.blogspot.com/2011/12/cara-membuat-readmore-otomatis-pada.html#ixzz1jUF1bW00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar