Cinta...
Banyak para pujangga yg telah mendevinisikan kata ini... tapi tak banyak yang mengerti bagaimana mencintai


Seperti salah satu contah dibulan suci Ramadhan seorang suami yang baru pulang dari kantor membantu istri memasak untuk berbuka, (hayo kira2 yang ngebaca ini pernah bantu istrinya gak ya.. ?? )

istrinya melihat suami yang telah seharian bekerja namun juga kerepotan ikut membantu istri di dapur. “Mas, istirahat dulu aja.” Suami menjawab, “Rasulullah aja selalu membantu tugas istri beliau, Kalo saya membantu istri memasak belum sebanding dengan apa yang telah dilakukan Rasulullah.”



Terkadang cinta dalam keluarga luntur oleh seiring perjalanan panjang, menjadi terasa hambar dan datar. Ketika pertentangan suami istri tidak menemukan titik temu karena ego masing-masing akan menggerus simpati dan rasa cinta. Berbagai kelemahan yang semakin terlihat dipelupuk mata tanpa upaya untuk saling memahami dan saling mengerti menjadikan rumah tangga kehilangan cinta dan kasih sayang.
Bagaikan jasad tanpa ruh, setiap kata yang terucap menjadi kehilangan makna bahkan kata telah berubah menjadi senjata untuk saling menyakiti perasaan satu sama lainnya. Komunikasi semakin hambar terjebak dalam formalitas, berbincang tentang anak, keluarga besar, saudara, rekening listrik, namun tidak lagi membahas diri mereka sebagai pasangan suami istri, naudzubillah...

Disinilah dibutuhkan kekuatan di dalam menghadapi permasalahan rumah tangga, kekuatan itu adalah ketaqwaan kita kepada Allah sehingga terciptanya keluarga sakinah mawaddah warahmah atau keluarga yang tenteram penuh cinta dan kasih sayang





–
“Seorang Mukmin yang pale sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya serta lemah lembut terhadap istrinya.” (HR. Ahmad Tirmidzi).
so.. mari ciptakan cinta yg tulus kepada suami, istri dan ank2 kita hanya karena Allah SWT, agar dengannya kita bs mengingatkan hakikat dari cinta itu sendiri...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar